Pipit Hendra Nurwinahyu - Itulah judul dari pertemuan di blog artis kali ini sebab belakangan ini nama Pipit Hendra Nurwinahyu sedang hangat dibicangkan, adapun berita lengkapnya sebagai berikut: Milis para alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI) diramaikan dengan kasus pemukulan yang melibatkan alumnus dari dua kampus ini. Pemukulan ini akibat serempetan mobil. Namun, masing-masing pihak punya cerita versi mereka tentang apa yang terjadi.
Pipit Hendra Nurwinahyu, Email ini pertama kali disebar dari pihak Sigit Priyanggoro, alumnus Teknik Elektro ITB angkatan 2002. Pria ini terpaksa mendekam di tahanan Polsek Jatiasih, Bekasi, karena membogem Pipit Hendra Nurwinahyu, seorang alumnus Teknik Mesin UI angkatan 2000. Penyebabnya sepele, mobil mereka serempetan saat mencari tempat makan berbuka puasa di daerah Jatiasih.
Adalah Maya, istri Sigit yang curhat di milis alumni tentang peristiwa yang menimpa suaminya pada Jumat 20 Agustus 2010 silam. Menurut Maya, saat berada di Komsen, Jatiasih, mobil mereka diserempet orang. Berikut adalah email Maya:
Dear all,
Ini Maya, istri Sigit.
Kami sedang mengalami musibah. Sabtu minggu kemarin, 15 menit sebelum berbuka, mobil kami diserempet mobil sedan di daerah Komsen, Jatiasih. Penyerempet tidak mau berhenti waktu kami minta. Namun, ternyata dia singgah di sebuah resto.
Di sana kami ikut menepi, dan setelah dicek ternyata baretnya cukup parah. Mengingat mobil tersebut adalah mobil kantor, Sigit mendatangi mobil tersebut dan sempat mengetuk pintunya. Saat itu seorang laki-laki yang menyetir membuka pintu mobil dan mendorongkan dadanya ke badan Sigit. Karena terpancing, Sigit menonjok laki-laki itu. hal itu memicu keributan.
Istri dari laki-laki tersebut mengancam saya kalau dia akan laporkan ke bapaknya ke polisi. Salahnya, saya tantang dia dengan perkataan "Silakan, saya nggak takut, biar tahu siapa yang salah duluan".
Malam Jumat kemarin pukul 23.30, 4 orang polisi datang dan menciduk kami. Semenjak saat itu, Sigit ditahan di Polsek Jatiasih sebagai tersangka tidak pidana penganiayaan. Saya dan keluarga sudah usaha untuk meminta Sigit menjadi tahanan luar, namun Kapolsek tidak menyanggupi dengan alasan "Maaf bos, saya nggak bisa, ini titipan jendral".
Saya dan keluarga juga sudah mencari-cari laki-laki tersebut dan keluarganya, namun mereka menghindar untuk ditemui, dan usaha lewat telepon selalu dijawab, "Kami akan konsisten melanjutkan ke persidangan".
Siang tadi saya sempat bertemu Sigit, kondisi terakhirnya sangaaaaat mengkhawatirkan. Bibirnya berdarah, entah habis dipukuli siapa. Dan dia sangat berharap agar cepat dapat keluar dari sel yg berisi 30 org penjahat narkoba, maling, dsb. Sigit di sel sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan, tergantung pelapor. Laki-laki tersebut bernama Pipit Hendra Nurwinahyu, Teknik Mesin UI angkatan 2000. Sekarang kerja di Pertamina, Gambir.
Mohon bantuan teman-teman semua, apabila punya kenalan anak Mesin UI atau orang Pertamina, mohon bantu pendekatan persuasif.. Tolong bantu ketuk hati Pipit Hendra dan keluarga untuk dapat memaafkan kekhilafan saya dan Sigit, dan untuk mencabut tuntutannya.
Tolong sampaikan bahwa saya dan keluarga mau bersujud dan mencium kaki mereka untuk mengemis maaf dari mereka. Tolong sampaikan bahwa Sigit yang mereka bui saat ini adalah penopang hidup keluarga, dari seorang anak 2 tahun, 3 orang adik yang masih bersekolah dan mertuanya yang sudah tidak memiliki suami.
Sekali lagi mohon teman-teman bantu kami, minimal dengan doanya di bulan suci ini. Mudah-mudahan Allah akan mendengar doa dari teman-teman semua.
Salam hangat,
Maya, Sigit, Aimee
Curhatan Maya di milis ini pun menjadi perbincangan alumni ITB. Email Maya pun menyebar, dari milis angkatan, ke milis jurusan, lalu ke milis dosen ITB dan juga milis Ikatan Alumni ITB (IA ITB). Judul email pun jadi bermacam-macam, ada "Kabar Duka" sampai "SOS Ada Anak EL2002 di Tahanan Polisi".
Para alumni ITB yang memang kompak, bergerak mencari informasi dan berusaha membuat kontak dengan pihak Hendra. Nah, rupanya email ini pun sampai ke milis alumni Fakultas Teknik UI, yang sudah bisa ditebak, ikut jadi ramai. Hendra pun lalu mengisahkan kejadian itu menurut versinya, yang berbeda jauh dengan Maya:
Yth Bang Andi Bachtiar (ILUNI UI)
Hari ini keluarga kami (Hendra) didampingi pengacara kami Drs HY Soesilo, SH, MH dan rekan, telah mengadakan pertemuan di kantor pengacara kami di Jl Enggano Raya No 94B Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Dalam pertemuan tersebut, Maya telah mengakui bahwa emailnya pada tanggal 28 Agustus 2010 ke milis ITB Elektro 02 adalah pemutarbalikkan fakta. Maya telah mengakui bahwa isi email tersebut adalah tidak benar karena mengandung "Kebohongan, Fitnah, dan Pencemaran Nama Baik" saya, Pipit Hendra Nurwinahyu. Kebohongan yang terjadi adalah:
1. Tidak benar mobil yang dibawa Maya adalah mobil kantor, karena mobil Suzuki Splash No Polisi B 1709 TKI berdasarkan data yang ada di Polsek Jatiasih Bekasi atas nama Raden Maya Dewi Febriany (Maya). Bisa dibuktikan di berkas yang ada di Polsek.
2. Tidak benar bahwa baret yang terjadi "cukup parah". Karena pada saat kejadian kami cek baretnya hanya seperti garis kena paku di handle pintu.
3. Tidak benar bahwa, Sigit Priyanggoro mengetuk pintu saya. Yang terjadi adalah Sigit menonjok kaca mobil saya dengan keras sambil berkata "Keluar Loe!!!!!!!!!!!". Tidak sopan selayaknya orang yang berpendidikan sarjana, layaknya bangsa "Barbar".
4. Tidak benar bahwa saya yang mendorong duluan Sigit, karena kejadian sebenarnya adalah saya keluar dari mobil. Dan sebelum berkata apa-apa, saya langsung dihajar bertubi-tubi tanpa mempedulikan orang-orang di sekitar yang berteriak "Puasa! Puasa!" (kejadian terjadi sebelum buka puasa). Setelah dihajar bertubi-tubi di kepala saya, saya berusaha melindungi diri dengan cara mendorong badan Sigit, saya tidak sempat membalas "sedikitpun". Setelah itu perkelahian dilerai oleh Bapak Ibu saya, juru parkir dan warga sekitar yang berusaha mengingatkan Sigit bahwa ini bulan Puasa. Semua bisa dibuktikan dalam keterangan saksi yang ada di Polsek Jatiasih Bekasi.
5. Tidak benar bahwa ayah saya adalah seorang polisi, karena ayah saya adalah seorang karyawan BUMN.
6. Tidak benar bahwa kasus ini adalah titipan jenderal seperti yang tertera di dalam email Maya.
Setelah kejadian saya langsung lapor Polisi karena sebagai orang intelektual saya akan memilih jalur hukum untuk menyelesaikan masalah secara profesional.
Pihak keluarga Sigit dan Maya telah mengakui bahwa merekalah yang telah melakukan kekerasan dan menzalimi saya. Semua bisa dibuktikan di dalam BAP yang dibuat Sigit di Polsek Jatiasih Bekasi. Saya pribadi merasa sangat kecewa atas email yang telah dilontarkan oleh Maya via milis dan merasa terzalimi oleh email Maya, padahal saya adalah korban dalam kasus ini, bisa dibuktikan dalam Visum yang telah kami lakukan di RSUD Bekasi yang dokumennya telah disimpan oleh Polsek Jatiasih Bekasi, sebagai barang bukti otentik hasil penganiayaan sigit terhadap saya.
Untuk itu, Maya dan keluarga telah bersepakat akan segera mengirimkan email dan press release di koran-koran yang intinya adalah memberikan permintaan maaf dan mengakui kesalahan karena telah melakukan "Kebohongan, Fitnah, dan Pencemaran Nama Baik" saya, dan akan memulihkan nama baik saya. serta bersedia menghadap atasan saya di kantor untuk menjelaskan semua bahwa Maya dan Sigitlah yang bersalah dalam hal ini.
Kepada Maya, Sigit dan keluarga mohon segera di follow-up janji anda karena akan menjadi efek bola salju jika tidak segera di follow-up. Buktikan itikad baik anda untuk menuju ke jalan perdamaian.
Salam
Hendra
Pipit Hendra Nurwinahyu, Email ini pertama kali disebar dari pihak Sigit Priyanggoro, alumnus Teknik Elektro ITB angkatan 2002. Pria ini terpaksa mendekam di tahanan Polsek Jatiasih, Bekasi, karena membogem Pipit Hendra Nurwinahyu, seorang alumnus Teknik Mesin UI angkatan 2000. Penyebabnya sepele, mobil mereka serempetan saat mencari tempat makan berbuka puasa di daerah Jatiasih.
Adalah Maya, istri Sigit yang curhat di milis alumni tentang peristiwa yang menimpa suaminya pada Jumat 20 Agustus 2010 silam. Menurut Maya, saat berada di Komsen, Jatiasih, mobil mereka diserempet orang. Berikut adalah email Maya:
Dear all,
Ini Maya, istri Sigit.
Kami sedang mengalami musibah. Sabtu minggu kemarin, 15 menit sebelum berbuka, mobil kami diserempet mobil sedan di daerah Komsen, Jatiasih. Penyerempet tidak mau berhenti waktu kami minta. Namun, ternyata dia singgah di sebuah resto.
Di sana kami ikut menepi, dan setelah dicek ternyata baretnya cukup parah. Mengingat mobil tersebut adalah mobil kantor, Sigit mendatangi mobil tersebut dan sempat mengetuk pintunya. Saat itu seorang laki-laki yang menyetir membuka pintu mobil dan mendorongkan dadanya ke badan Sigit. Karena terpancing, Sigit menonjok laki-laki itu. hal itu memicu keributan.
Istri dari laki-laki tersebut mengancam saya kalau dia akan laporkan ke bapaknya ke polisi. Salahnya, saya tantang dia dengan perkataan "Silakan, saya nggak takut, biar tahu siapa yang salah duluan".
Malam Jumat kemarin pukul 23.30, 4 orang polisi datang dan menciduk kami. Semenjak saat itu, Sigit ditahan di Polsek Jatiasih sebagai tersangka tidak pidana penganiayaan. Saya dan keluarga sudah usaha untuk meminta Sigit menjadi tahanan luar, namun Kapolsek tidak menyanggupi dengan alasan "Maaf bos, saya nggak bisa, ini titipan jendral".
Saya dan keluarga juga sudah mencari-cari laki-laki tersebut dan keluarganya, namun mereka menghindar untuk ditemui, dan usaha lewat telepon selalu dijawab, "Kami akan konsisten melanjutkan ke persidangan".
Siang tadi saya sempat bertemu Sigit, kondisi terakhirnya sangaaaaat mengkhawatirkan. Bibirnya berdarah, entah habis dipukuli siapa. Dan dia sangat berharap agar cepat dapat keluar dari sel yg berisi 30 org penjahat narkoba, maling, dsb. Sigit di sel sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan, tergantung pelapor. Laki-laki tersebut bernama Pipit Hendra Nurwinahyu, Teknik Mesin UI angkatan 2000. Sekarang kerja di Pertamina, Gambir.
Mohon bantuan teman-teman semua, apabila punya kenalan anak Mesin UI atau orang Pertamina, mohon bantu pendekatan persuasif.. Tolong bantu ketuk hati Pipit Hendra dan keluarga untuk dapat memaafkan kekhilafan saya dan Sigit, dan untuk mencabut tuntutannya.
Tolong sampaikan bahwa saya dan keluarga mau bersujud dan mencium kaki mereka untuk mengemis maaf dari mereka. Tolong sampaikan bahwa Sigit yang mereka bui saat ini adalah penopang hidup keluarga, dari seorang anak 2 tahun, 3 orang adik yang masih bersekolah dan mertuanya yang sudah tidak memiliki suami.
Sekali lagi mohon teman-teman bantu kami, minimal dengan doanya di bulan suci ini. Mudah-mudahan Allah akan mendengar doa dari teman-teman semua.
Salam hangat,
Maya, Sigit, Aimee
Curhatan Maya di milis ini pun menjadi perbincangan alumni ITB. Email Maya pun menyebar, dari milis angkatan, ke milis jurusan, lalu ke milis dosen ITB dan juga milis Ikatan Alumni ITB (IA ITB). Judul email pun jadi bermacam-macam, ada "Kabar Duka" sampai "SOS Ada Anak EL2002 di Tahanan Polisi".
Para alumni ITB yang memang kompak, bergerak mencari informasi dan berusaha membuat kontak dengan pihak Hendra. Nah, rupanya email ini pun sampai ke milis alumni Fakultas Teknik UI, yang sudah bisa ditebak, ikut jadi ramai. Hendra pun lalu mengisahkan kejadian itu menurut versinya, yang berbeda jauh dengan Maya:
Yth Bang Andi Bachtiar (ILUNI UI)
Hari ini keluarga kami (Hendra) didampingi pengacara kami Drs HY Soesilo, SH, MH dan rekan, telah mengadakan pertemuan di kantor pengacara kami di Jl Enggano Raya No 94B Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Dalam pertemuan tersebut, Maya telah mengakui bahwa emailnya pada tanggal 28 Agustus 2010 ke milis ITB Elektro 02 adalah pemutarbalikkan fakta. Maya telah mengakui bahwa isi email tersebut adalah tidak benar karena mengandung "Kebohongan, Fitnah, dan Pencemaran Nama Baik" saya, Pipit Hendra Nurwinahyu. Kebohongan yang terjadi adalah:
1. Tidak benar mobil yang dibawa Maya adalah mobil kantor, karena mobil Suzuki Splash No Polisi B 1709 TKI berdasarkan data yang ada di Polsek Jatiasih Bekasi atas nama Raden Maya Dewi Febriany (Maya). Bisa dibuktikan di berkas yang ada di Polsek.
2. Tidak benar bahwa baret yang terjadi "cukup parah". Karena pada saat kejadian kami cek baretnya hanya seperti garis kena paku di handle pintu.
3. Tidak benar bahwa, Sigit Priyanggoro mengetuk pintu saya. Yang terjadi adalah Sigit menonjok kaca mobil saya dengan keras sambil berkata "Keluar Loe!!!!!!!!!!!". Tidak sopan selayaknya orang yang berpendidikan sarjana, layaknya bangsa "Barbar".
4. Tidak benar bahwa saya yang mendorong duluan Sigit, karena kejadian sebenarnya adalah saya keluar dari mobil. Dan sebelum berkata apa-apa, saya langsung dihajar bertubi-tubi tanpa mempedulikan orang-orang di sekitar yang berteriak "Puasa! Puasa!" (kejadian terjadi sebelum buka puasa). Setelah dihajar bertubi-tubi di kepala saya, saya berusaha melindungi diri dengan cara mendorong badan Sigit, saya tidak sempat membalas "sedikitpun". Setelah itu perkelahian dilerai oleh Bapak Ibu saya, juru parkir dan warga sekitar yang berusaha mengingatkan Sigit bahwa ini bulan Puasa. Semua bisa dibuktikan dalam keterangan saksi yang ada di Polsek Jatiasih Bekasi.
5. Tidak benar bahwa ayah saya adalah seorang polisi, karena ayah saya adalah seorang karyawan BUMN.
6. Tidak benar bahwa kasus ini adalah titipan jenderal seperti yang tertera di dalam email Maya.
Setelah kejadian saya langsung lapor Polisi karena sebagai orang intelektual saya akan memilih jalur hukum untuk menyelesaikan masalah secara profesional.
Pihak keluarga Sigit dan Maya telah mengakui bahwa merekalah yang telah melakukan kekerasan dan menzalimi saya. Semua bisa dibuktikan di dalam BAP yang dibuat Sigit di Polsek Jatiasih Bekasi. Saya pribadi merasa sangat kecewa atas email yang telah dilontarkan oleh Maya via milis dan merasa terzalimi oleh email Maya, padahal saya adalah korban dalam kasus ini, bisa dibuktikan dalam Visum yang telah kami lakukan di RSUD Bekasi yang dokumennya telah disimpan oleh Polsek Jatiasih Bekasi, sebagai barang bukti otentik hasil penganiayaan sigit terhadap saya.
Untuk itu, Maya dan keluarga telah bersepakat akan segera mengirimkan email dan press release di koran-koran yang intinya adalah memberikan permintaan maaf dan mengakui kesalahan karena telah melakukan "Kebohongan, Fitnah, dan Pencemaran Nama Baik" saya, dan akan memulihkan nama baik saya. serta bersedia menghadap atasan saya di kantor untuk menjelaskan semua bahwa Maya dan Sigitlah yang bersalah dalam hal ini.
Kepada Maya, Sigit dan keluarga mohon segera di follow-up janji anda karena akan menjadi efek bola salju jika tidak segera di follow-up. Buktikan itikad baik anda untuk menuju ke jalan perdamaian.
Salam
Hendra