Kembalinya Manohara Odelia Pinot Ke Indonesia


Manohara Odelia Pinot, seorang model Indonesia yang dikabarkan sering disiksa oleh suaminya berhasil melarikan diri dari suaminya Pengeran Kerajaan Kelantan, Malaysia Barat, Tengku Temenggong Muhammad Fakhry, saat Manohara dan suaminya berada di Singapura untuk menjenguk mertua Manohara (Raja Kelantan) yang sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Singapura pada tanggal 30 Mei 2009.


Sebelumnya, ibunda Manohara, Daisy Fajarina, pada hari Sabtu 30 Mei 2009 mendapat informasi dari Manohara, bahwa Manohara bersama suaminya akan mengunjungi Singapura. Daisy dengan pesawat terbang segera menyusul ke Singapura untuk menemui Manohara dan bertekad untuk membawanya pulang ke Indonesia.

Saat melarikan diri dari keluarga Kerajaan Kelantan, Manohara Odelia Pinot sempat dihalang-halangi oleh pengawal (ajudan) pangeran Fakhry. Bahkan, ia sempat melakukan perlawanan agar tidak ditarik kembali.

“Ajudan-ajudan mereka mau mencoba menarik tapi takut tertangkap kamera lift dan meninggalkan bukti, jadi mereka melepaskan saya,” ujar Manohara saat ditanya bagaimana dapat lari dari pengawasan Kesultanan Kelantan. Manohara memiliki kesempatan untuk kabur tersebut saat berada di Hotel Royal Plaza, Singapura.

Saat itu Manohara berusaha turun dari lantai 13 hotel itu ke lantai 1 untuk menemui ibunya yang menunggu di lobi hotel. Tapi, saat sampai lantai 3, lift tertahan karena di lantai itu ada kamar Raja Kelantan. Di dalam lift, seperti di ceritakan Manohara, ia duduk sambil teriak-teriak dan menekan tombol emergency.
-
Pada saat itu, kata Manohara, beberapa dokter dari pihak Kerajaan masih sempat berusaha menyuntikan obat penenang. Namun, ia berhasil menolak dan akhirnya tindakan Manohara dibiarkan ajudan-ajudan Kerajaan Kelantan.

Tak lama kemudian, petugas kemananan hotel, polisi Singapore, dan diplomat Indonesia yang ditempatkan di Singapura dan petugas Kedutaan AS menyerbu ke lift untuk mengamankan Manohara, membawa Mahohara keluar hotel bersama ibunya. Akhirnya Manohara bersama ibu dan kakak perempuannya berhasil terbang pulang ke Indonesia, dan tiba di Jakarta pada hari Minggu 31 Mei 2009.

Manohara menjelaskan bahwa selama ini yang diberitakan oleh media masa tentang penderitaannya adalah benar. “Keluarga Kerajaan dan suami saya memperlakukan saya seperti mainan saja. Suami saya tak mencintai saya sebagai isterinya. Jika saya pergi menghadiri upacara resmi, saya harus menunjukkan wajah tersenyum, jika dia mengetahui saya tidak tersenyum, ia memukul saya,” pengakuan Manohara. Sehari-hari ia dikunci di dalam kamar yang tersembunyi dan tak boleh membawa alat komunikasi.

Menurut pengakuan Manohara (lahir di Jakarta 28 Februari 1992) yang dinikahi oleh Tengku Muhammad Fakhry pada 26 Agustus 2008, ia sering disuntik hormon agar tubuhnya menjadi gemuk supaya tidak terkesan kurus karena menderita. Ia hanya menjadi obyek sex dari suaminya yang menurutnya memiliki kelainan sex. Tubuhnya pernah disilet oleh suaminya. Manohara pernah berniat bunuh diri akibat tak tahan menahan penderitaan semua ini.

Ibunda Manohara, Daisy Fajarina, dalam berbagai kesempatan di Jakarta mengatakan bahwa Manohara sering disiksa oleh suaminya, Tengku Temenggong Muhammad Fakhry, dan menerima perlakuan kasar lainnya, di Malaysia.

Manohara mengaku kecewa dengan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, yang dianggap kurang membantu selama kasusnya mencuat selama ini. Namun demikian, ia tak menampik bahwa keberhasilannya kembali di Indonesia saat ini berkat bantuan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

Sebelumnya, Manohara mengatakan, keberadaannya di Indonesia saat ini berkat bantuan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat dan KBRI di Malaysia, serta kesigapan pihak kepolisian Singapura.