Cut Tari: Mental Saya Sangat Kacau Gara-gara Video Porno

KWARTETWO.COM : Jakarta Mantan presenter 'Insert' Cut Tari ingin menata mentalnya yang sempat sangat kacau gara-gara kasus video pornonya dengan Ariel. Tari yang takut keluar rumah itu juga berharap kepercayaan dirinya bisa kembali pulih perlahan-lahan.



Ditemui di Pondok Laguna, Pecenongan, Jakarta Pusat, Kamis (26/8/2010) menjelang tengah malam, Tari kembali mengungkapkan curahan hatinya. Ia berbagi cerita bagaimana kasus video tersebut sangat mempengaruhi hidupnya. Berikut petikan wawancara dengan ibu satu anak itu:



Bagaimana kabar Tari sekarang?




Dibilang saya sudah lepas bebannya, belum. Jujur sampai sekarang saya masih nggak stabil, up and down banget. Mungkin sekarang saya diajak ngobrol ketawa, tapi nanti bisa nangis lagi, kemudian ketawa lagi. Karena semua ini tidak mudah saya hadapi. Kan nggak ada yang tahu apa yang saya  rasakan, seberat apa yang saya alami (sambil menangis).



Berat ya pastinya?



Bukan berat lagi. Saya malu, kecewa, sedih, saya sangat merasa bersalah. Saya nggak terima, (kembali menangis dan menyeka air matanya). Bisa kebayang kan kalau rasa itu bercampur aduk? Itu yang saya rasakan.



Apa yang membuat Tari tegar dalam menghadapi masalah ini?




Saya percaya kok, kalau saya nggak berdoa saya masih bisa begini, itu aja. Dukungan support dari ibu, suami, abang, saudara, semua. Tapi kalau saya nggak berdoa saya yakin nggak sekuat ini.



Gara-gara kasus ini sampai takut bertemu orang-orang ya?




Iya, saya nggak berani ketemu orang. Dari ngomong sama orang. Saya kehilangan percaya sama orang. Banyaklah dampaknya. Soalnya susah saya cerita. Karena orang cuma tahu masalahnya, adalah video. Ada masalah tiga orang A, B, C, termasuk saya, mau dikenakan pasal, cuma itu saja. Tapi orang mau tahu nggak, apa yang saya lalui.



Apa yang akhirnya membuat Tari berani keluar rumah?



Saya keluar karena saya mau menemani anak saya. Saya ingin menata mental saya. Mental saya kan sangat kacau gara-gara kejadian ini semua. Pasti kehilangan kepercayaan diri. Lalu suami saya bilang, mau sampai kapan kamu seperti itu. Di rumah terus, mengurung diri, nggak mau keluar, nggak mau ngomong sama orang. Kamu harus lawan, ayo kuatin. Akhirnya saya juga disuruh suami pergi.



Pertama saya takut, nanti kayak apa ya orang di mal ketemu saya. Memang orang lihat saya di mal langsung beda, yang dalam pandangan sinis. Sekarang Alhamdulillah kalau ketemu di depan saya yang selalu berdoa. "Mbak Tari semoga cepat kelar yah, Mbak Tari saya ikut prihatin."



Support dari banyak orang itu membantu Tari?




Ya insya Allah support saya berasa. Tapi jujur saya tidak ingin, apa yah, saya  terimakasih banget, tapi saya jaga diri saya untuk tidak terlalu senang duluan. Saya tetap harus hati-hati, waspada di saat support mulai banyak banget, saya  tidak mau lupa diri.



Mengenai proses hukum yang sedang berjalan, bagaimana?




Kalau masalah hukum saya serahkan sama Bang Hotman saja. Karena saya juga awam soal hukum. Dan saya beraharap, keadilan ditegakkan sesuai porsinya, yaitu untuk penyebar. Karena saya kan nggak pernah melihat video, nggak pernah menyimpan. Saya tahu dari TV, dari kalian semua.



Ramadan ini bagaimana Tari melaluinya?




Ya Ramadan ini saya berusaha mendekatkan diri kepada Allah, saya berdoa, saya berusaha untuk, yang paling penting buat saya adalah jiwa dan mental saya. Mengobati itu dulu lah, sambil menunggu proses yang sedang berjalan. Ya membersihkan diri. Saya perlu menata diri saya lagi.



Bagaimana menata mentalnya lagi?




Saya banyak diam di rumah, saya nggak keluar rumah. Saya dikelilingi keluarga, suami, anak, teman. Dari support mereka itu yang mengembalikan mental saya pelan-pelan. Tapi yang membuat mental saya begini cuma satu, beneran, cuma doa. Kalau saya pribadi mah nggak kuat. Jadi kekuatan saya ini bukan dari saya.



Sempat putus asa nggak sih gara-gara kasus ini?



Kalau itu, saya rasa wajar yah. Bukan putus asa, orang kalau lagi down pasti pikirannya sempit. Pastinya saya mengalami proses yang kayak gitu. Cuma balik saya melihat, banyak yang harus saya hadapi lah. Saya ada suami, anak, ibu.



Buat semua orang, baik itu keluarga, sahabat, pihak yang sudah mensupport saya, tidak ada kata lain selain terimakasih atas kepercayaan selama ini, atas  pengertian, atas perhatiannya. Jujur saya nggak mampu membalas semua. Yang mampu cuma Allah dan saya berharap semua dibalas dengan segala kebaikan dari Allah.



DETIK.COM