: Pimpinan redaksi majalah Playboy Indonesia, Erwin Arnada banyak menerima support atas pemberitaan rencana Kejaksaan yang akan segera mengeksekusinya. Namun pihaknya menegaskan, siap bertangung jawab dan tidak akan melarikan diri.
"Terima kasih teman teman atas supportnya.. kita tunggu saja apa pernyataan FPI besok.. dan satu hal yang pasti, saya tidak buron," demikian tegas Erwin Arnada dalam akun Twitter.
Dalam Twitternya Erwin meminta maaf karena tidak dapat membalas satu per satu orang yang telah mensupportnya. "Maaf saya tidak bisa balas satu persatu, tapi saya yakin sekarang bahwa saya tidak sendiri..terima kasih sekali lagi atas dukungannya," ungkapnya di posting yang lain.
Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan segera melakukan eksekusi Pemimpin Redaksi Majalah Playboy Indonesia, Erwin Arnada, setelah Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Sebelumnya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, memvonis bebas Pemred Majalah Playboy karena dakwaan Pasal 282 KUHP tentang Kesopanan dan Kesusilaan tidak terbukti.
Kejari telah mengirimkan Surat ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor : B- 2149/0.1.14/Euh.1/08/2010 perihal permintaan salinan resmi putusan Mahkamah Agung atas nama Muhammad Faisal dkk untuk menjamin kepastian hukum.
Erwin Arnada dinilai melanggar pasal kesopanan dan kesusilaan. Dia divonis dua tahun penjara dan akan segera dieksekusi.
"Apakah Pramoedya A Toer,Goenawan Moh,Karni Ilyas,Riri Riza,Butet Kartarejasa mau diwwcr scr eksklusif jika Playboy Indonesia itu mjlh porno?" ungkapnya dengan nada bertanya.
Erwin Arnada tetap pada keyakinannya bahwa majalah Playboy bukan majalah porno seterti yang dituduhkan, vonis ini dinilai sebagai bentuk kriminalisasi pers.
"Segelintir org yg selalu ngaku punya moral lebih baik bilang Playboy IND itu majalah porno. Apa masuk akal jika lihat isinya dgn pikiran jernih?" posting Erwin secara berurutan.
"Kriminalisasi pers, ancaman buat media dan org yg berani berbicara dan berkarya," ungkapnya tegas.