Sejak Kecil Priscilla Febrita Sudah Sadar Kamera

KWARTETWO.COM : JAKARTA- Usai mengikuti perhelatan bergengsi Miss Indonesia 2010, finalis 10 besar Priscilla Febrita kini sibuk menjadi presenter sejumlah program televisi di GlobalTV. Seperti apa sih perjalanan karirnya?



Peraih Miss Kulit Cantik di Miss Indonesia ini mengaku memang sejak kecil suka dengan dunia presenter. Sejak SD dia suka berbicara di depan kamera bak seorang presenter sungguhan.



“Mungkin dulu waktu kecil Opa sering menyorot kamera, jadinya sadar kamera deh,” tutur wanita cantik kelahiran 27 Februari 1988 ini sambil mengingat masa lalunya,  Rabu (21/9/2010).



Akan tetapi, wanita yang akrab disapa Pica ini tidak seperti artis lain yang sejak kecil sudah terjun ke dunia entertainment. Keluarganya lebih mementingkan pendidikan, makanya dia menamatkan sekolah hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).



Kemudian sambil meneruskan kuliah di Fakultas Arsitektur Lansekap & Teknologi Lingkungan di Univesitas Trisakti, dia pun mencoba terjun ke dunia modeling dan fashion.



Sehingga dia menjadi model video klip grup band Slank dalam lagu Kilav tahun 2008 lalu. Tak berhenti di situ, dia juga menjadi model video klip Bondan Prakoso dalam lagu Kita Selamanya. Dia juga jadi model video klip Groove dan juga Jamrud formasi baru.



Selanjutnya, Pica mengikuti ajang Miss Indonesia 2010 hingga menjadi finalis 10 besar dan dinobatkan sebagai Miss Kulit Cantik. Usai mengikuti ajang tersebut, Pica pun terjun ke dunia entertainment dengan membawakan sejumlah program di GlobalTV seperti Gowes, kuis F1, F1 Highlight, Fifa Women’s World Cup.

Menurut wanita yang hobi membaca ini, menjadi presenter adalah hal yang disukainya karena dia bisa menjadi dirinya sendiri. Sekalipun beban berat ditanggungnya, karena dia harus membawakan hasil kerja dari reporter dan juga bagian produksi. Semuanya bergantung kepada dirinya dalam membawakan acara tersebut.



Di tengah karirnya ini, Pica tak selalu berjalan mulus. Pernah, dalam sebuah acara Pica mengalami gugup saat pertama kali membawakan acara secara live. Tapi, dia cepat belajar. Kegugupannya itu kemudian dijadikannya pelajaran penting sehingga dia bisa membawakan acara lainnya lebih baik lagi.