"Lagi-lagi saya pecinta makanan. Di manapun, saya harus selalu coba makanan lokal. Ciri khas dan ke-khas-an dari masyarakat itu kadang tercermin dari makanan itu. Kalau kita pilih restoran internasional, kan semuanya sama aja. Makanan itu bagian dari budaya, saya juga ingin coba makanan Rusia. Selama ini sih semua makanan masuk terus," papar Tina saat ditemui di preskon Achmad Bakrie Awards 2010 di Wisma Proklamasi, beberapa waktu lalu.
Tina menambahkan bahwa pada dasarnya ia adalah omnivora sejati, jadi tak punya pantangan akan masakan tertentu. Dan untuk menjaga agar dirinya tak kebablasan, ia selalu membatasi porsi makannya.
"Caranya, porsinya aja yang diingat. Ini lebih kepada kebiasaan, saya nggak suka sarapan. Tapi setiap orang metabolismenya beda, kalau terlalu kenyang pada sarapan, malah buat saya memperlambat aktivitas. Paling makan buah macam-macam, pear, jeruk, apel, yang lumayan mengenyangkanlah. Cukup itu, tapi nggak pernah sarapan nasi," paparnya.
Dan soal selera, Tina pernah merasakan ketidakcocokkan pada citarasa masakan suatu negara yang dikunjunginya.
"Pernah nggak cocok, Brazil. Brazil itu makanannya terlalu asin, nggak seperti Meksiko yang pedes. Asin tapi nggak berbumbu seperti Indonesia. Di sana benar-benar daging dikasih garam," kenangnya.